Monday, December 28, 2020

13. Al-Balkhi



Abu Zaid Ahmad ibnu Sahl al-Balkhi atau yang lebih dikenal dengan Al-Balkhi adalah ilmuwan muslim Persia yang menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika, geografi, psikologi dan kedokteran. Ia dilahirkan di tahun 850 M di Shamistiyan, di Provinsi Balkh, Khorasan (saat ini Afghanistan) dan meninggal pada tahun 935 M. Ia merupakan murid Al-Kindi.

Dalam Kitab Al-Fihrist, Ibnu Nadim menyebutkan bahwa Al-Balkhi memiliki 41 karya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Diantaranya bidang ’Ulum Al-Qur’an, kalam, matematika, kedokteran, psikologi, perbandingan agama, politik, sejarah, linguistik, astronomi, sastra dan filsafat. Namun dari semua karyanya yang masih tersisa adalah Kitab Suwar al-Aqalim di bidang geografi dan Kitab Masalih al-Abdan Wa’l Anfus di bidang psikologi.

Al-Balkhi adalah intelektual muslim yang memperkenalkan psikologi Islam dan neuroscience, yakni cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan anatomi, fisiologi, biokimia, atau biologi molekul jaringan saraf, khususnya yang berkaitan langsung dengan perilaku pengetahuan.

Di samping itu, ia juga terkenal sebagai tokoh yang pertama kali menemukan psikologi kognitif dan medis (cognitive and medical psychology). Dialah orang yang pertama kali membedakan antara sakit saraf (neurosis) dan sakit jiwa (psychosis), serta orang yang pertama kali mengklasifikasikan gangguan saraf (neurotic disorders) dan perintis terapi kognitif (cognitive therapy) dalam rangka mengkaji pengelompokan gangguan penyakit ini.

Psikologi kognitif (cognitive psychology) adalah cabang ilmu psikologi yang menyelidiki proses kejiwaan internal, seperti penyelesaian masalah, daya ingatan dan bahasa. Sedangkan psikologi medis (medical psychology) berarti merujuk pada keahlian praktik pengobatan klinik ahli psikologi. Sementara terapi kognitif (cognitive therapy) adalah pendekatan psikoterapi yang bertujuan mempengaruhi gangguan emosi, perilaku dan kesadaran melalui prosedur yang sistematis.

Konsep kesehatan mental dan mental individu, menurut Al-Balkhi, selalu berkaitan dengan kesehatan spiritual. Dia adalah orang yang pertama kali berhasil mengkaji bermacam-macam penyakit yang secara langsung mempunyai keterkaitan antara fisik dan jiwa, seperti yang diulasnya dalam Kitab Masalih al-Abdan Wa’l Anfus (Asupan Badan dan Jiwa). Ia menggunakan istilah Al-Tibb al-Ruhani (pengobatan spiritual) untuk menggambarkan kesehatan jiwa, sedangkan untuk menjelaskan pengobatan mental, digunakannya istilah Tibb al-Qalb (pengobatan kalbu).

Al-Balkhi mengkritik dokter-dokter di zamannya karena selalu memfokuskan perhatian mereka pada penyakit fisik saja dan mengabaikan penyakit mental dan kejiwaan para pasiennya. Dia berargumen bahwa dikarenakan konstruksi manusia terdiri dari jasmani dan rohani, maka keberadaannya tidak bisa dikatakan sehat tanpa adanya keterjalinan (isytibak) antara jiwa dan badan. Dia mengatakan, “Jika badan sakit, jiwa pun akan banyak kehilangan kemampuan kognitifnya dan tidak bisa merasakan kenikmatan hidup. Sebaliknya jika jiwa sakit, badan pun kehilangan keceriaan hidup dan bahkan badannya pun bisa jatuh sakit.”


No comments:

Post a Comment

3. Al-Farazi

Al-Farazi (wafat pada tahun 790 M) adalah perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat bantu astronomi...