Sunday, December 13, 2020

3 Abu Wafa’




Abu Wafa’ Muhammad ibnu Muhammad ibnu Yahya ibnu Ismail Buzjani atau Abu Wafa’ (lahir di Buzhgan, Nishapur, Iran, 940–997/998 M) merupakan ilmuwan muslim yang mengembangan ilmu trigonometri dan geometri bola serta penemu tabel sinus dan tangen, ia juga merupakan penemu variasi dalam gerakan bulan. Ia adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan yang ternama dari Persia. “Ia adalah salah satu matematikawan terhebat yang dimiliki perabadan Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk Introduction to the History of Science. Sedangkan Kattani mengatakan bahwa Abu Wafa’ merupakan matematikawan terbesar di abad ke-10.

Abu Wafa’ belajar matematika dari pamannya yang bernama Abu Umar al-Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad ibnu Ataba. Sedangkan ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya alMarudi dan Abu al-Ala’ ibnu Karnib. Ia tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang bernama Buwaih itu berkuasa di wilayah Persia —Iran dan Irak— pada tahun 945 hingga 1055 M. Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada masa kepemimpinan Ahmad Buyeh.

Dinasti Buwaih memindahkan ibukota pemerintahannya ke Baghdad saat Adud ad-Dawlah berkuasa dari tahun 949-983 M. Pemerintahan Adud ad-Dawlah sangat mendukung dan memfasilitasi para ilmuwan dan seniman. Dukungan itulah yang membuat Abu Wafa’ memutuskan hijrah dari kampung halamannya ke Baghdad. Sang ilmuwan dari Khurasan ini lalu memutuskan untuk mendedikasikan dirinya bagi ilmu pengetahuan di istana Adud ad-Dawlah pada tahun 959 M.

Abu Wafa’ juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wafa’ sesuai dengan namanya. Di antara sederet ulama dan ilmuwan muslim yang dimiliki peradaban Islam, hanya 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah mendapat pengakuan dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Kebanyakan ilmuwan muslim diabadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat dan Abu Wafa’ adalah salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama aslinya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.


No comments:

Post a Comment

3. Al-Farazi

Al-Farazi (wafat pada tahun 790 M) adalah perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat bantu astronomi...