Friday, November 27, 2020

9. Salimuzzaman Siddiqui




Salimuzzaman Siddiqui (19 Oktober 1897-14 April 1994), HI, MBE, SI, D.Phil adalah seorang ahli kimia asal Pakistan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Pakistan. Dia adalah perintis teknik isolasi campuran kimia yang unik dari tanaman-tanaman seperti Neem (Azadirachta indica), Rauwolfia, dan tanaman-tanaman yang lain. Profesor Siddiqui adalah pendiri dan direktur dari Institut Penelitian Kimia H.E.J., yang telah berjasa dalam merintis penelitian farmakologi terhadap tanaman-tanaman di Asia Selatan yang substansi kimiawinya dapat diambil dan digunakan untuk obat-obatan.

Salimuzzaman Siddiqui dilahirkan di Subeha (Distrik Barabanki) dan mendapat pendidikan dasar di Lucknow dalam bahasa Urdu dan Persia. Ketertarikannya terhadap literatur, sastra, dan kaligrafi bermula dari ayahnya, Sheikh Muhammad Zaman. Pada tahun 1920, Siddiqui belajar di bidang obat-obatan di University College London. Setahun setelah itu dia pindah ke Universitas Frankfurt untuk studi dalam bidang kimia. Pada tahun 1927, Siddiqui meraih gelar doktornya di bawah bimbingan Profesor Julius von Bram.

Setelah lulus dari pendidikannya, Sidiqui kembali ke Universitas Tibbia Delhi di bawah supervisi Hakim Ajmal Khan. Pada tahun 1940, dia bergabung di Badan Penelitian Sains dan Industri India hingga 1951. Siddiqui akhirnya bermigrasi ke Pakistan oleh permintaan Perdana Menteri Liaquat Ali Khan pada tahun 1951. Di Pakistan dia dipercaya untuk memimpin aktivitas penelitian pemerintah. Pada tahun 1953, dia mendirikan Akademi Sains Pakistan sebagai lembaga riset non-politik dari berbagai ilmuwan terkemuka.

Hasil penelitian Siddiqui yang pertama kali adalah pada tahun 1931, yaitu penelitiannya tentang isolasi agen antiarithmik dari akar-akar tanaman Rauwolfia serpentina. Substansi yang ditemukannya diberi nama ajmalin. Setelah itu ekstraksi alkaloid lainnya adalah ajmalicin, (C21H24N2O3), isoajmalin, neoajmalin, serpentin, dan serpentinin. Banyak di antaranya yang masih dipakai di seluruh dunia untuk mengobati kegagalan jantung dan penyakit jiwa.

Siddiqui adalah orang yang pertama kali memperkenalkan zat-zat anthelmintic, antifungal, antibacterial, dan antiviral dari pohon Neem pada kimiawan-kimiawan dunia. Pada tahun 1942 dia berhasil mengekstraksi 3 campuran dari minyak Neem yang dinamakan nimbin, nimbinin, dan nimbidin. Zat-zat ini digunakan sebagai insektisida alami. Oleh karena penemuannya yang revolusioner, dia dianugerahi Order of the British Empire pada tahun 1946.


No comments:

Post a Comment

3. Al-Farazi

Al-Farazi (wafat pada tahun 790 M) adalah perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat bantu astronomi...