Wednesday, June 17, 2020

14. Dr. Horace Wells (Anesthesia)




Anesthesia adalah suatu suntikan Nitrogen oksida yang diberikan kepada pasien untuk menghilangkan rasa sakit saat dilakukannya operasi. Ditemukan oleh seorang dokter gigi dari Hartford yang bernama Horace Wells. Nitrogen oksida sebenarnya telah ditemukan pada tahun 1772, namun pada dekade ini, bahan ini hanya digunakan sebagai lelucon pesta (digunakan sebagai gas tertawa karena dengan menghirupnya dapat membuat orang menjadi tertawa). Hingga pada tahun 1844 saat teman dokter Horace menghirup gas ini dengan dosis tinggi dan terjatuh sampai mengalami patah lengan, anehnya temannya tersebut tidak merasa kesakitan walaupun banyak mengeluarkan darah. Dokter Horace mengajukan teori bahwa Nitrogen oksida yang menghilangkan rasa sakit itu.

Untuk menguji teorinya, dokter Horace melakukan percobaan dengan dirinya sendiri, dia menghirup Nitrogen oksida kemudian mencabut giginya, saat pencabutan itu ia tak merasakan sakit. Untuk membagi temuannya ke dalam dunia pengetahuan ia mendemontrasikan suatu percobaan dengan beberapa pasien yang berada di Rumah sakit pusat Massachusett. Tapi percobaan itu tidak sesuai dengan rencananya, ia tidak cukup mengetahui berapa waktu yang diperlukan gas itu untuk bereaksi dalam menghilangkan rasa sakit, ia mencabut gigi pasiennya terlalu cepat dan pasiennya berteriak kesakitan.

Setelah kejadian itu ia dipecat dari profesinya sebagai dokter gigi. Mulanya Wells sempat putus asa karena demonstrasinya gagal. Rumah dan tempat praktik giginya di Hartford dijual. Namun, bukan berarti Wells menyerah begitu saja. Ia tetap yakin bahwa gas ketawa dapat digunakan sebagai obat pemati rasa dalam operasi pencabutan gigi. Wells kemudian berkeliling Eropa untuk memperkenalkan penggunaan gas ketawa sebagai zat anestetik sambil berharap banyak orang yang mempercayainya. 

Ketika Wells berkunjung ke Paris, Organisasi Kedokteran Paris (Paris Medical Society) tertarik dengan demontrasinya. Berbeda dengan masyarakat Boston yang mencemoohnya, masyarakat Paris justru menyanjungnya. Gas ketawa digunakan para dokter gigi Paris sebagai obat pemati rasa dalam operasi pencabutan gigi. Tidak heran jika di Paris berdiri kokoh patung Horace Wells sebagai tanda penghargaan masyarakat Paris atas sumbangsih Wells. 

Pada saat Wells merasa bahagia karena idenya diterima masyarakat Paris, ia kembali terluka. Pangkal masalahnya adalah surat William Morton yang mengabarkan bahwa ia berhasil menemukan eter sebagai anestetik pengganti gas ketawa. Wells sakit hati karena merasa idenya telah dicuri muridnya sendiri. Ia pun segera kembali ke New York. Masyarakat ternyata lebih mempercayai eter yang digunakan Morton sebagai anestetik dibandingkan gas ketawa. Wells semakin terpuruk tatkala mengetahui adanya penemuan kloroform sebagai anestetik. Dengan penemuan eter dan kloroform, penggunaan gas ketawa semakin dipandang sebelah mata. 

Karena penasaran dengan khasiat kloroform sebagai anestetik, suatu hari pada bulan Januari 1848, Wells melakukan percobaan dengan menggunakan kloroform selama seminggu. Ia melakukannya sendiri. Akibat dari perbuatannya itu cukup mengerikan. Wells menjadi ketagihan dan lambat laun menjadi gila. Hingga suatu hari, dalam keadaan mabuk parah, Wells berlari ke jalanan dan menumpahkan asam sulfat yang mengenai dua orang wanita tuna susila. Atas tindakan brutalnya, ia dijebloskan ke penjara. Setelah sadar, Wells sangat menyesali tindakan bodohnya. Ia akhirnya putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada 23 Januari 1848. Wells menghirup kloroform, kemudian menyayat nadinya dengan silet. 

Sangat disayangkan, tokoh yang berjasa mengenalkan penggunaan obat bius dalam dunia kedokteran mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Horace Wells layak diberi penghargaan atas ide-ide cemerlangnya. Meskipun Horace Wells bukan penemu gas ketawa, dialah yang pertama kali menggunakan gas ketawa untuk tujuan medis. Pengakuan Wells sebagai penemu anestesi harus menunggu 18 tahun setelah kematiannya. Pada tahun 1864, Asosiasi Dokter Gigi Amerika Serikat memberikan penghargaan kepada Wells sebagai penemu anestesi. Empat tahun kemudian, Asosiasi Dokter Amerika mengikuti jejak Asosiasi Dokter Gigi Amerika Serikat dengan mengakui Wells sebagai penemu anestesi.

Selain Nitrogen oksida, juga digunakan eter untuk melakukan anasthesi. Eter memiliki efek bius yang lebih kuat dibandingkan Nitrogen oksida. Eter ditemukan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Spanyol Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter “sweet vitriol”. Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah nama “sweet vitriol” menjadi eter pada tahun 1730. Di lain pihak, seorang dokter bernama Crawford W. Long telah menggunakan eter sebagai zat anestesi sejak tahun 1842, empat tahun sebelum Morton memublikasikan ke masyarakat luas. Ia telah mengunakan eter di setiap operasi bedahnya. Sayang, ia tidak memublikasikannya, hanya mempraktikkan untuk pasien-pasiennya. Sementara ketiga dokter dan ilmuwan yang awalnya adalah tiga sahabat itu mulai besar kepala, dokter Long tetap menjalankan profesinya sebagai dokter spesialis bedah. 

Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas nitrogen-oksida pada tahun 1777, dan berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit. Namun Dr. Horace Wells yang pertama kali mempublikasikan penemuannya itu kepada publik dan dunia sains dan menggunakannya pada para pasiennya.

No comments:

Post a Comment

3. Al-Farazi

Al-Farazi (wafat pada tahun 790 M) adalah perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat bantu astronomi...